Kamis, 05 November 2015

Negeri Facebook ‎

Anak-anak telah menjadi bagian dari warga facebook (fb). Di situs jejaring sosial itu, kita bisa melihat foto-foto anak terserak, mulai dari foto bayi hingga foto-foto masa kecil penuh nostalgia. Mereka tampil dalam beragam ekspresi.

Sejatinya, anak-anak belum dapat memiliki akun fb karena tidak memenuhi syarat usia yang diminta, yakni berusia 17 tahun ke atas. Namun di fb, seseorang mudah melakukan pendaftaran online internet (sign up) bila mempunyai alamat email.

Identitas bisa saja dipalsukan, mengingat ketika pendaftaran tidak diharuskan menyertakan kopi bukti data diri. Jika semua kolom data pribadi diisi lengkap, dan verifikasi email member telah berhasil, maka kurang dari 10 menit seorang anak sudah bisa memiliki akun fb yang diinginkan.

Bahkan, mereka bisa membuat lebih dari satu akun dengan nama-nama samaran dan foto antah-berantah, misalnya berupa gambar tokoh film kartun, pemain sepak bola atau foto-foto dari orang yang berbeda jenis kelamin dengannya. Patut disayangkan, bila orang tua membuatkan fb bagi anaknya yang belum cukup umur karena secara tidak langsung orang tua mengajari anak berbohong.

Untuk diketahui, Indonesia menempati peringkat pertama di Asia sebagai pengguna fb terbanyak, sedangkan pada level dunia, posisi Indonesia ada pada urutan ketujuh. Sampai bulan Januari 2010 saja, jumlah user dari situs jejaring sosial karya Mark Zuckerberg ini mencapai 15,3 juta orang.

Menurut Komnas Perlindungan Anak, sekitar 53 persen di antara facebooker tersebut masih berusia anak-anak, yakni di bawah 18 tahun. Di situs jejaring sosial ini, mereka bukan hanya dapat memperbanyak teman tapi juga dimanjakan oleh permainan game online, dan mungkin juga judi

Sudah menjadi takdir anak-anak kita hidup di era Gelombang Ketiga (the third wave), menurut kategorisasi perkembangan dunia versi Alvin Toffler lewat bukunya Future Shock (1988). Futurolog sosial ini mengatakan, industri Gelombang Ketiga berkisar pada elektronika, sinar laser, optik, komunikasi dan informasi.

Itu berarti, kita mustahil bisa menahan, apalagi melarang, kecenderungan anak-anak membangun relasi sosial dan berinteraksi dalam masyarakat informasi yang nyaris tanpa batas. Apa yang terjadi pada anak-anak kita yang sibuk mengakrabi fb, mau tidak mau, suka tidak suka, diterima sebagai realitas zaman kekinian.

Sikap, perilaku, dan kebiasaan mereka menunjukkan telah bergesernya selera sebuah generasi yang oleh Don Tapscott (2009) disebut sebagai “the next generation” atau oleh John Palfrey dan Urs Gasser (2008) diistilahkan sebagai "digital natives".

Maka, tidak perlu bekernyit dahi bila hasil penelitian Kaiser Family Foundation, sebagaimana dilansir situs resmi UNESCO Asia Pasifik, menyebutkan bahwa Generasi M2, yakni remaja berusia 8-18 tahun, cenderung menggunakan teks pesan daripada berbicara saat berkomunikasi.

Lembaga penelitian yang fokus pada gadget dan gaya hidup mobile itu menemukan terjadinya peningkatan penggunaan teks pesan untuk berkomunikasi di kalangan Generasi M2 dari 38 persen pada tahun 2008 menjadi 54 persen di tahun 2009. Hasil penelitian serupa juga disampaikan oleh Pew Internet & American Life Project.

Lembaga survei internet yang berkedudukan di negeri Paman Sam ini menyebutkan, saat ini, waktu yang digunakan anak-anak untuk berkomunikasi melalui texting semakin banyak dibanding dengan talking, bicara berlama-lama di telepon kabel atau seluler. Media komunikasi texting adalah SMS, chatting, instant messaging, dan situs pertemanan seperti fb.

Kecenderungan ini bisa terjadi lantaran penggunaan teks pesan melalui internet dianggap lebih ekspresif, interaktif dan serba hadir. Apalagi, menurut Idi Subandy Ibrahim, seorang peneliti pada Institut Komunikasi Publik (Sindo, 4/10/2009) sekat hierarki dan batas-batas yang menghalangi kesetaraan posisi pelaku komunikasi dijebol dengan bahasa dan simbol yang dikonstruksi bersama sesuai selera mereka.

Sehingga bagi mereka, bukan makna pesan yang diutamakan melainkan “kehadiran”. Kata yang ditulis dalam tanda petik ini seolah menjadi barang langka dan mewah bagi sebagian anak-anak yang hidup dalam keluarga super sibuk.

Anak-anak seperti ini lazimnya hanya dilimpahkan materi dan kebutuhan bendawi oleh orang tuanya sementara aspek kebutuhan rohaninya kering kerontang. Lebih tragis lagi, bila orang tua hanya tampak secara fisik di hadapan anak-anak namun dekapan kehangatan dirinya sebagai orang tua tak dirasakan anak-anaknya.

Tidak mengherankan bila kemudian anak-anak lebih memilih curhat melalui internet dibanding mengomunikasikan langsung masalah yang dihadapi kepada orang tuanya. Internet seolah menjadi orang tua virtual bagi anak-anak.

Gejala ini paling tidak tergambarkan pada studi yang dilakukan Board of Trustees for Get Connected di Inggris, yang menemukan bahwa 9 dari 10 remaja berusia di bawah 25 tahun menggunakan internet untuk mencari solusi atas masalah pribadi mereka.

Sepertiga dari seribu remaja yang disurvei itu mengaku mendiskusikan masalah mereka dengan ibunya dan hanya satu dari 20 remaja berbicara kepada ayahnya guna menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Sebaliknya, sebanyak 42 persen menyebutkan bahwa mereka merasa lebih nyaman berhubungan dengan temannya.

Pisau Bermata Dua

Tidak jadi soal bila di antara mereka terbangun perbincangan, dialog, diskusi, dan saling berbagi untuk menguatkan satu sama lain. Yang jadi masalah bila curhat itu berujung pada penyelesaian jalan pintas, bujukan penuh jebakan, yang mengarah pada dijadikannya mereka sebagai korban cyber crime.

Mencuatnya kasus beberapa gadis remaja, di awal tahun ini, yang dilaporkan menghilang dari rumahnya setelah berkenalan dengan teman facebookernya memberi peringatan dini bagi kita bahwa fb bukanlah teknologi yang 100 persen ramah bagi anak.

Ibarat pisau, ia bisa digunakan untuk menyajikan beragam kuliner tapi juga berpotensi digunakan sebagai alat kejahatan. Fakta paling mencengangkan adalah terbongkarnya praktik prostitusi anak yang memanfaatkan fb sebagai media untuk menawarkan gadis-gadis belia kepada calon pelanggan mereka.stories,celebrities,news

Secara teknologis, menurut pakar digital forensik Ruby Alamsyah, banyak cara untuk bisa mengantisipasi maraknya prostitusi di dunia maya. Salah satunya melalui penyensoran data dan penelusuran pola-pola yang digunakan.hotel di garut

Tapi yang lebih penting dari itu adalah pemerintah Indonesia sudah saatnya meratifikasi optional protocol Konvensi Hak-hak Anak tentang Perdagangan Anak, Pelacuran Anak, Pornografi Anak agar terbangun harmonisasi hukum nasional dengan standar internasional. Juga agar ada kesatuan pandangan antar para penegak hukum dalam melihat persoalan ini.

Di sisi lain, anak-anak tidak banyak yang menyadari bahwa situs jejaring sosial merupakan ruang publik yang juga memiliki tatanan sosial.

Etika sederhana yang mesti menjadi panduan adalah mereka harus menghormati audiens, tidak bersikap (memposting kata-kata, gambar, dan suara) yang berpotensi menyinggung audiens, serta menjaga kebebasan berpendapat dan berekspresi dengan penuh rasa tanggung jawab.oleh oleh khas garut

Karena itu, mereka tidak bisa seenaknya menggunakan kata-kata kasar, makian, tidak sopan, dan bernada menghina, bahkan yang mengarah pada pengancaman terhadap seseorang.

Anak-anak perlu diberi rambu-rambu agar mereka mampu memaksimalisasi pemanfaatan teknologi secara sehat. Di sinilah pentingnya literasi media yang perlu diajarkan ke anak-anak. Kata kuncinya: tidak semua yang kita ketahui harus/perlu dilakukan, dan tidak semua yang di-upload orang ke akun kita diteruskan ke akun orang. Jangan sampai, dari kitalah persoalan bermula meski bukan kita sebagai causa primanya. Dan itu baru efektif jika orang tua juga melek media.



Jumat, 16 September 2011

Automotive Insurance

Looking for automotive insurance or Mobil Keluarga Terbaik? Do you need some basic insurance info? In the US there is a minimum amount of insurance that you need. This basic coverage is not always enough for you. There are insurance riders that you can add. These riders give you additional protection. Read on to learn about riders.

Automotive insurance is necessary whether you have a motorcycle or car. Not only is it a requirement in all States in North America; but it also serves as your financial protection should you get involved in a car accident. You can satisfy this requirement with affordable car insurance.

In most States in North America, the law requires a minimum amount of insurance coverage. This coverage includes Bodily Injury liability, Property Damage Liability, Medical Payments, Uninsured and Underinsured Motorist coverage, and physical damage.

The Bodily injury liability provides coverage for physical injury arising from the accident. Those who have been hurt in the accident, including your passenger, the other car’s driver and passenger, can be covered.

The property damage liability shoulders the expenses needed for property damages to third parties such as the car you had collision with, a shop and more. The medical payments are also a basic automotive insurance. The coverage includes medical expenses for the policy owner and his passengers. Some times medical is not covered in a policy, so you have to ask for a rider for this coverage.

The uninsured and underinsured motorist coverage gives you protection in case the other driver does not have car insurance or if his insurance policy is not enough to cover the expenses.

The physical damage covers the expenses for the damages done to your car. If it is collision, it pays for the expenses in repairing your damaged car from collision. If it is comprehensive, it covers damages, even the non-collision types, such as a car damaged in the storm, or your windshield breaks.

There are some instances when the basic automotive insurance is not enough to cover expenses. For drivers, sometimes, it pays a lot to be prepared for the worst. For automotive insurance, taking into consideration certain policy riders will help you save money on your car insurance policy.

Policy riders are additional benefit and serve as supplementary coverage. They may also be seen as a way to make adjustment in your automobile insurance by replacing coverage.

There are tow types of car insurance policy riders. These are the specific riders and the gap coverage riders. Belonging to specific riders are Towing/Repair riders and Rental Reimbursement riders. Umbrella and Custom riders are categorized as gap coverage.

The Towing/Repair rider allows you to make your insurance company pay for the expenses in towing your car or doing some repairs on it. There is also the Rental Reimbursement rider, which enables you to rent a car, paid by the insurance, while your car is in the shop.

If you consider such policy rider for your automotive insurance, some of the benefits that you will enjoy are road side assistance, and rental car costs in case your car is in the shop for repair. Sometimes, the insurance company will provide you with a temporary car while waiting for your car.

The umbrella and custom riders ensure that you do not lose out on coverage or end up paying huge amount of money for your car insurance. Another set of automotive insurance riders includes waiver of premium, accidental death and dismemberment, family income benefit, accelerated benefit and guaranteed insurability.

Most of these automotive insurance riders are self explanatory, such as family income benefit and accidental death and dismemberment. Waiver of premium will bail you out, in case you became disabled and unable to work. You will not need to pay your premiums during the duration of your contract.

Rabu, 03 November 2010

So the Star Lux

Soy tu Dueña Capítulo 142 - Atiqah Hasiholan who was ordained a Lux star last night, vowed to continue working on the big screen. But the daughter of Ratna Sarumpaet remains will be picky role.

Soy tu Dueña Capítulo"I became a Lux star also must keep shining and keep working. I must still undergo my career, "he encountered at Indochine, FX Senayan, Jakarta, Wednesday (11/03/2010).

Atiqah said there is a Lux star of roles. During this time, he did choose the roles that will dilakoninya in the movie.

"In a sense, I want my work is good for society. I also must be proportional, baseball is too idealistic, but even if commercial, baseball's most useful to society, "he explained.

For the costumes in the film, Atiqah must see the whole story. He saw the package as a whole and the message was the film.

"If the whole story that require me to wear a bikini, so I wear a bikini. But there are indeed from the beginning of its contents to exploit the sexuality itself, is a new movie-esek esek my opinion, "he explained.

Atiqah say about the clothes that are open or not, he will consider his film based on the vision and mission. "If I were an athlete swimming, yes baseball issues," he said.

Minggu, 10 Oktober 2010

Frequent Change Status on Facebook

Facebook Login - Warning to those who are too eager to socialize through Facebook. According to one study, those who rely heavily on up tend not to have more friend in cyberspace, because their friends on the social networking start uncomfortable and bored with the 'status' they are updated without stopping and only contains trivia.

Facebook - Being tired is a sin number one in the online world has now hit 500 million Internet users worldwide, according to a study cited it as the Daily Mail, Thursday (7 / 10). If you get bored then someone will likely decide to no longer be friends of the addict up in cyberspace, and even remove them from the list of friends'. The researchers from the Denver Business School, University of Colorado, analyzed the 1500 accounts up in the study were to discover what the main reason people no longer want to be friends in social networking.

Research was later discovered that most people are tired of friends in Facebook because it uncomfortable to read 'status' trivial like 'breakfast' person, 'a long journey to the office' or if called 'celebrity fovorit present'.
Writing about politics or religion and make the comments racist and rude also be the reason people are reluctant to continue to be friends on Facebook.

57 percent termination of friendships in the virtual world because the things done in cyberspace, while another 27 percent because of events in the real world. "Postings hundredth about your favorite bands are no longer attractive. What also makes other people sick is the pole-pole religion and politics," said Christopher Siboa, from the University of Colorado. Siboa added, people are not bothered if they are removed as a friend on social networking websites Facebook. Even they feel happy and not give up.

Nine causes termination of friendships on Facebook:

- Comments that boring
- Too often "updated" status
- Coarse
- Racist comments
- Discuss politics
- Discuss religion
- End of relationship (in cyberspace and the real world)
- Tig in the real world
- Tig in cyberspace

Jumat, 17 September 2010

Secure Data op mobiele telefoon

Harga HP Motorola - Versterken van de diensten met toegevoegde waarde, PT Telkomsel heeft onlangs een gegevensbescherming gebruikers. Met een service genaamd WaveSecure, kan Telkomsel klanten verzekerd zijn van beveiliging lijst met contacten, oproeplijst, SMS, naar de kalender.

"Telkomsel WaveSecure gepresenteerd om het probleem van het verlies van belangrijke gegevens als gevolg van apparaten te veranderen of verloren te overwinnen", aldus General Manager, VAS & Devices Customization Telkomsel, Jajang Munajat, door zijn getuigenis in Jakarta, vrijdag de 17 september 2010.

Deze gegevensbescherming diensten kunnen worden gebruikt door alle klanten Telkomsel, variërend van kartuHALO, simPATI, totdat Kartu As. Klanten eenvoudig toegang tot de * 999 # via het menu van uw browser. Voor het gebruik van deze service, klanten eerst te registreren door te drukken op * 989 * 2 #.

Zodra de applicatie is geïnstalleerd, wordt de klant vervolgens toegestaan om een PIN-code (6 cijfers) en telefoonnummers van vrienden in te stellen. De activering zal gebeuren en de klant in rekening worden gebracht Rp 5.000 voor telefoons met Java-of 10.000 besturingssysteem voor mobiele telefoons gebaseerd op Android, BlackBerry, Symbian S60 en Windows Mobile.

"Genoeg met de registratie, klanten tegelijk kunnen de gegevens telefonisch te dragen, zonder de zorg van het verliezen van lijsten met contactpersonen, bellijsten, SMS, of belangrijke data op de kalender", zei Jajang.

Met deze dienst, als de telefoon verloren is gegaan, kunnen klanten slot op zijn mobiele telefoon. Bovendien, als de dief verander je SIM, kunnen klanten vinden het kaartnummer vinden op de mobiele telefoon.

Klanten kunnen ook kijken wat de locatie van de gestolen telefoon en wissen van alle gegevens op de telefoon als de telefoon wordt gestolen.

Minggu, 29 Agustus 2010

Letusan Gunung Sinabung via Jejaring Sosial

Video Gunung Sinabung Meletus - Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam Andi Arief membagikan info soal letusan Gunung Sinabung, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara melalui akun jejaring sosial Twitter.

Gunung Sinabung Meletus "Presiden mengikuti terus perkembangan dan sudah dilaporkan soal terjadinya letusan ini," tulis Andi Arief di akun Twitter-nya pada Minggu (29/8).

Dia juga menyebutkan, pada saat ini masih terus dilakukan evakuasi warga sekitar. "Asisten staf khusus ikut memantau langsung proses evakuasi warga," tulisnya lagi.

Lebih lanjut dia menuliskan bahwa berdasarkan hasil koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Vulkanologi, komando penanganan ada di tangan Bupati Tanah Karo.

Dia juga menuliskan, berdasarkan info yang dia terima salah seorang warga Desa Cinta Rakyat, Surbakti (54) meninggal dunia setelah menderita sesak nafas dalam perjalanan mengungsi keluar dari desanya.

Sementara itu, Gunung Sinabung yang terletak di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara meletus Minggu dini hari sekitar pukul 00.15 WIB. Sebelumnya, Gunung Sinabung yang memiliki ketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut itu mulai menunjukkan aktivitasnya dengan mengeluarkan asap hitam pada hari Sabtu (28/08) pagi.

Rabu, 11 Agustus 2010

Negeri Facebook ‎

Game Online Terbaru - Anak-anak telah menjadi bagian dari warga facebook (fb). Di situs jejaring sosial itu, kita bisa melihat foto-foto anak terserak, mulai dari foto bayi hingga foto-foto masa kecil penuh nostalgia. Mereka tampil dalam beragam ekspresi.

Sejatinya, anak-anak belum dapat memiliki akun fb karena tidak memenuhi syarat usia yang diminta, yakni berusia 17 tahun ke atas. Namun di fb, seseorang mudah melakukan pendaftaran online internet (sign up) bila mempunyai alamat email.

Identitas bisa saja dipalsukan, mengingat ketika pendaftaran tidak diharuskan menyertakan kopi bukti data diri. Jika semua kolom data pribadi diisi lengkap, dan verifikasi email member telah berhasil, maka kurang dari 10 menit seorang anak sudah bisa memiliki akun fb yang diinginkan.

Bahkan, mereka bisa membuat lebih dari satu akun dengan nama-nama samaran dan foto antah-berantah, misalnya berupa gambar tokoh film kartun, pemain sepak bola atau foto-foto dari orang yang berbeda jenis kelamin dengannya. Patut disayangkan, bila orang tua membuatkan fb bagi anaknya yang belum cukup umur karena secara tidak langsung orang tua mengajari anak berbohong.

Untuk diketahui, Indonesia menempati peringkat pertama di Asia sebagai pengguna fb terbanyak, sedangkan pada level dunia, posisi Indonesia ada pada urutan ketujuh. Sampai bulan Januari 2010 saja, jumlah user dari situs jejaring sosial karya Mark Zuckerberg ini mencapai 15,3 juta orang.

Menurut Komnas Perlindungan Anak, sekitar 53 persen di antara facebooker tersebut masih berusia anak-anak, yakni di bawah 18 tahun. Di situs jejaring sosial ini, mereka bukan hanya dapat memperbanyak teman tapi juga dimanjakan oleh permainan game online, dan mungkin juga judi online.

Orang Tua Virtual

Sudah menjadi takdir anak-anak kita hidup di era Gelombang Ketiga (the third wave), menurut kategorisasi perkembangan dunia versi Alvin Toffler lewat bukunya Future Shock (1988). Futurolog sosial ini mengatakan, industri Gelombang Ketiga berkisar pada elektronika, sinar laser, optik, komunikasi dan informasi.

Itu berarti, kita mustahil bisa menahan, apalagi melarang, kecenderungan anak-anak membangun relasi sosial dan berinteraksi dalam masyarakat informasi yang nyaris tanpa batas. Apa yang terjadi pada anak-anak kita yang sibuk mengakrabi fb, mau tidak mau, suka tidak suka, diterima sebagai realitas zaman kekinian.

Sikap, perilaku, dan kebiasaan mereka menunjukkan telah bergesernya selera sebuah generasi yang oleh Don Tapscott (2009) disebut sebagai “the next generation” atau oleh John Palfrey dan Urs Gasser (2008) diistilahkan sebagai "digital natives".

Maka, tidak perlu bekernyit dahi bila hasil penelitian Kaiser Family Foundation, sebagaimana dilansir situs resmi UNESCO Asia Pasifik, menyebutkan bahwa Generasi M2, yakni remaja berusia 8-18 tahun, cenderung menggunakan teks pesan daripada berbicara saat berkomunikasi.

Lembaga penelitian yang fokus pada gadget dan gaya hidup mobile itu menemukan terjadinya peningkatan penggunaan teks pesan untuk berkomunikasi di kalangan Generasi M2 dari 38 persen pada tahun 2008 menjadi 54 persen di tahun 2009. Hasil penelitian serupa juga disampaikan oleh Pew Internet & American Life Project.

Lembaga survei internet yang berkedudukan di negeri Paman Sam ini menyebutkan, saat ini, waktu yang digunakan anak-anak untuk berkomunikasi melalui texting semakin banyak dibanding dengan talking, bicara berlama-lama di telepon kabel atau seluler. Media komunikasi texting adalah SMS, chatting, instant messaging, dan situs pertemanan seperti fb.

Kecenderungan ini bisa terjadi lantaran penggunaan teks pesan melalui internet dianggap lebih ekspresif, interaktif dan serba hadir. Apalagi, menurut Idi Subandy Ibrahim, seorang peneliti pada Institut Komunikasi Publik (Sindo, 4/10/2009) sekat hierarki dan batas-batas yang menghalangi kesetaraan posisi pelaku komunikasi dijebol dengan bahasa dan simbol yang dikonstruksi bersama sesuai selera mereka.

Sehingga bagi mereka, bukan makna pesan yang diutamakan melainkan “kehadiran”. Kata yang ditulis dalam tanda petik ini seolah menjadi barang langka dan mewah bagi sebagian anak-anak yang hidup dalam keluarga super sibuk.

Anak-anak seperti ini lazimnya hanya dilimpahkan materi dan kebutuhan bendawi oleh orang tuanya sementara aspek kebutuhan rohaninya kering kerontang. Lebih tragis lagi, bila orang tua hanya tampak secara fisik di hadapan anak-anak namun dekapan kehangatan dirinya sebagai orang tua tak dirasakan anak-anaknya.

Tidak mengherankan bila kemudian anak-anak lebih memilih curhat melalui internet dibanding mengomunikasikan langsung masalah yang dihadapi kepada orang tuanya. Internet seolah menjadi orang tua virtual bagi anak-anak.

Gejala ini paling tidak tergambarkan pada studi yang dilakukan Board of Trustees for Get Connected di Inggris, yang menemukan bahwa 9 dari 10 remaja berusia di bawah 25 tahun menggunakan internet untuk mencari solusi atas masalah pribadi mereka.

Sepertiga dari seribu remaja yang disurvei itu mengaku mendiskusikan masalah mereka dengan ibunya dan hanya satu dari 20 remaja berbicara kepada ayahnya guna menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Sebaliknya, sebanyak 42 persen menyebutkan bahwa mereka merasa lebih nyaman berhubungan dengan temannya.

Pisau Bermata Dua

Tidak jadi soal bila di antara mereka terbangun perbincangan, dialog, diskusi, dan saling berbagi untuk menguatkan satu sama lain. Yang jadi masalah bila curhat itu berujung pada penyelesaian jalan pintas, bujukan penuh jebakan, yang mengarah pada dijadikannya mereka sebagai korban cyber crime.

Mencuatnya kasus beberapa gadis remaja, di awal tahun ini, yang dilaporkan menghilang dari rumahnya setelah berkenalan dengan teman facebookernya memberi peringatan dini bagi kita bahwa fb bukanlah teknologi yang 100 persen ramah bagi anak.

Ibarat pisau, ia bisa digunakan untuk menyajikan beragam kuliner tapi juga berpotensi digunakan sebagai alat kejahatan. Fakta paling mencengangkan adalah terbongkarnya praktik prostitusi anak yang memanfaatkan fb sebagai media untuk menawarkan gadis-gadis belia kepada calon pelanggan mereka.

Secara teknologis, menurut pakar digital forensik Ruby Alamsyah, banyak cara untuk bisa mengantisipasi maraknya prostitusi di dunia maya. Salah satunya melalui penyensoran data dan penelusuran pola-pola yang digunakan.

Tapi yang lebih penting dari itu adalah pemerintah Indonesia sudah saatnya meratifikasi optional protocol Konvensi Hak-hak Anak tentang Perdagangan Anak, Pelacuran Anak, Pornografi Anak agar terbangun harmonisasi hukum nasional dengan standar internasional. Juga agar ada kesatuan pandangan antar para penegak hukum dalam melihat persoalan ini.

Di sisi lain, anak-anak tidak banyak yang menyadari bahwa situs jejaring sosial merupakan ruang publik yang juga memiliki tatanan sosial.

Etika sederhana yang mesti menjadi panduan adalah mereka harus menghormati audiens, tidak bersikap (memposting kata-kata, gambar, dan suara) yang berpotensi menyinggung audiens, serta menjaga kebebasan berpendapat dan berekspresi dengan penuh rasa tanggung jawab.

Karena itu, mereka tidak bisa seenaknya menggunakan kata-kata kasar, makian, tidak sopan, dan bernada menghina, bahkan yang mengarah pada pengancaman terhadap seseorang.

Anak-anak perlu diberi rambu-rambu agar mereka mampu memaksimalisasi pemanfaatan teknologi secara sehat. Di sinilah pentingnya literasi media yang perlu diajarkan ke anak-anak. Kata kuncinya: tidak semua yang kita ketahui harus/perlu dilakukan, dan tidak semua yang di-upload orang ke akun kita diteruskan ke akun orang. Jangan sampai, dari kitalah persoalan bermula meski bukan kita sebagai causa primanya. Dan itu baru efektif jika orang tua juga melek media.